Dalam keseharian manusia selalu
dituntut untuk membangun relasi antara satu dan yang lainnya. Seutuhnya secara
fitrah manusia yang terkombinasi dari lintas individu, etnis, budaya, agama
yang berbeda-beda. Manusia sebagai eksistensi merupakan perwujudan makhluk yang
dituntut untuk selalu memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan ini sebagai tuntutan
realitas dunia yang kompetitif. Untuk mewujudkan eksistensi itu manusia mencoba
memrakarsai realitas sosial agar tidak terpuruk dalam ketidakmampuan. Sehingga
secara manusiawi dituntut untuk memenuhi semua itu.
Human relation merupakan bentuk pola relasi yang
dibangun antar individu untuk membangun interaksi timbal balik sebagai upaya
persuasi satu sama lain. Human Relation menjadi unsur penting dalam
membangun citra diri, kelompok, organisasi atau perusahaan sekalipun. Dalam
kajian komunikasi, human relation menjadi fungsi komunikasi
antarpersonal. Karena di sini melibatkan dua atau lebih individu yang saling
berinteraksi. Kalau didefenisikan secara literlek human relation
merupakan sikap manusia yang terkesternalisasi dalam bentuk perilaku komunikasi
kemanusiaan. Human relation atau hubungan manusiawi bisa terjadi
dimanapun dan kapanpun. Hubungan manusiawi seperti ini berdimensi luas atau
bisa terjadi dimanapun dan kapanpun. Kita bisa berbicara dengan orang di
samping kita ketika sedang berada dalam Bus, Kereta, Kapal, Pesawat, bahkan
saat nonton di Bisoskop. Pada umumnya komunikasi ini tidak terarah dan hanya
mencoba membangun komunikasi interaktif dangkal.
Dalam dunia kerja yang selalu
berupaya untuk meningkatkan produktifitas perusahaan, biasanya individu yang
terlibat dalam dunia perusahaan itu dituntut selalu progresif dalam hal apapun.
Sehingga tidak jarang kita lihat banyaknya perusahaan mencoba membangun
kesepahaman antara pihak perusahaan maupun stakeholder sebagai usaha
dalam membangun korelasi psikologis antara pihak yang terkait. Human
Relation secara teori bukanlah bagian dari kajian sosial, akan tetapi
merupakan praksis psikologi sosial dalam bentuk komunikasi antar personal. Dan
manusiawi sekali ketika kita membedah tentang relasi. Apalagi relasi yang kita
kaji cukup pragmatis sekali. Yaitu relasi sebagai upaya untuk memenuhi
eksistensi dan daya tahan perusahaan atau organisasi sebagai wadah manusia
untuk bertahan sebagai entitas yang korelatif dan saling membutuhkan.
Tidak jarang relasi manusiawi atau human
relation dijadikan cara untuk mempertahankan apa yang harus dipertahankan
manusia itu sendiri. Seperti perusahaan membangun relasi untuk mencoba menjaga
stabilitas produksi perusahaan, dan berupaya seprogresif mungkin. Ranah praksis
relasi manusiawi inilah yang menjadi bentuk strategi komunikasi organisasi yang
diupayakan oleh kegiatan public relation
Public Relation dengan tujuan dasar untuk membangun
dan mempertahankan citra terhadap khalayak internal maupun eksternal perusahaan
tidak serta merta dibangun atas dasar komunikasi struktural dan seremonial.
Karena pada umumnya selama ini masih mengedepankan langkah yang kooptatif dan
diskoperatif. Langkah sentra yang dibangun seharusnya tidak hanya secara
komunal atau kelompok, tapi perlu upaya pendekatan secara individual dan
kultural.
Antara human relation dan public
relation mempunyai kata kunci yang sama. Yaitu sama-sama membangun relasi.
Yang membedakan satu sama lain adalah human relation lebih demokratis
dan cultural dan tidak terstruktur, namun sangat dalam dan menjiwa. Sedangkan public
relation bentuk komunikasinya adalah perusahaan atau orang yang berkepentingan
cenderung aktif dan struktural dan tidak mendalam. Human relation mempunyai
peran besar untuk membantu kinerja seorang public relation dalam
mempertahankan citra perusahaan atau sebuah organisasi. Human relation
tidak hanya penting bagi strategi public relation, akan tetapi human
relation juga mempengaruhi daya produksi perusahaan atau organisasi.
Manusia yang bekerja dalam perusahaan, dan manusia yang mempunyai kepentingan
terhadap perusahaan bukanlah sebuah robot yang tanpa naluriah dan beban
psikologis. Ketika karyawan merasa tidak nyaman dan terintimidasi, maka secara
drastis kemampuan berfikir dan daya kerja optimal mereka hilang begitu saja.
Akhirnya frustasi sosial lantaran tuntutan pekerjaan yang terlalu berlebihan
dan komunikasi internal perusahaan yang agresif sehingga memungkinkan
terjadinya perselisihan yang akibatnya berefek domino terhadap perusahaan.
Oleh sebab itu perlu adanya stimuli
dan motivasi sebagai praktik hubungan manusiawi dengan memanusiakan manusia.
Jika dalam relasi butuh kasih sayang, maka dengan kasih sayang kita bekerja.
Dalam relasi kita butuh untuk saling menghargai maka pola saling menghargai
kita budayakan dalam internal perusahaan dan eksternal perusahaan.
Bentuk aplikasi human relation adalah
kepedulian (charity) dan tanggung-jawab (responsibility).
Kegiatan Corporate Social Responsibolity yang dilakukan perusahaan
merupakan langkah awal bagaimana perusahaan membangun hubungan manusiawi dengan
masyarakat atau konsumen. Oleh sebab itu citra perusahaan lebih tergantung
bagaimana seorang PR mampu memengaruhi persepsi khalayak. Untuk itu pada saat
ini human relation merupakan bentuk strategi yang paling jitu untuk
mendongkrak kinerja public relation.
No comments:
Post a Comment